Profil Desa Secang
Ketahui informasi secara rinci Desa Secang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Tanjung, yang berada di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, ialah desa yang sangat bergantung pada sektor pertanian. Dengan mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani, keberadaan Bendungan Siwatu yang mengairi sawah di musim kemarau menjad
-
Dominasi Sektor Pertanian
Mayoritas penduduk Desa Tanjung menggantungkan hidupnya dari pertanian, menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Ngombol.
-
Kehadiran Infrastruktur Irigasi
Bendungan Siwatu yang dibangun pada masa kolonial Belanda merupakan kunci keberhasilan pertanian di desa ini, yang memungkinkan pengairan sawah bahkan saat musim kemarau.
-
Kemandirian Pangan
Dengan ketersediaan air yang memadai sepanjang tahun, desa ini mampu menjaga produktivitas padi secara konsisten, berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan lokal.
Desa Tanjung di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, dikenal sebagai salah satu sentra pertanian yang produktif. Produktivitas ini bukanlah tanpa alasan, melainkan berkat keberadaan infrastruktur vital yang sudah ada sejak lama, yakni Bendungan Siwatu. Bendungan ini memiliki peran krusial dalam mengairi sawah-sawah di desa, memastikan pasokan air yang stabil bahkan di musim kemarau panjang. Profil Desa Tanjung menunjukkan bagaimana ketergantungan pada sektor pertanian telah membentuk struktur sosial dan ekonomi masyarakat, serta bagaimana mereka memanfaatkan sumber daya alam dan infrastruktur yang ada untuk mencapai kesejahteraan.
Geografi dan Demografi: Kesuburan Tanah dan Populasi yang Homogen
Secara administratif, Desa Tanjung terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Letaknya tidak jauh dari pusat kecamatan dan memiliki akses yang relatif mudah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Purworejo, Desa Tanjung memiliki luas wilayah sekitar 2,35 kilometer persegi. Dengan jumlah penduduk mencapai 1.117 jiwa, kepadatan penduduk di desa ini sekitar 475 jiwa per kilometer persegi. Angka ini mencerminkan populasi yang cukup padat untuk ukuran desa agraris.Data demografi yang menonjol dari Desa Tanjung yakni mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian ini menjadikan desa tersebut sebagai salah satu lumbung pangan utama di wilayah Ngombol. Hal menarik lainnya, 100% penduduk Desa Tanjung memeluk agama Islam. Fakta ini menciptakan suatu tatanan sosial yang homogen, di mana nilai-nilai keagamaan dan budaya saling berpadu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Potensi Ekonomi: Pertanian yang Dimodernisasi oleh Irigasi Kolonial
Potensi ekonomi Desa Tanjung secara mutlak berpusat pada pertanian. Mayoritas lahan di desa ini merupakan sawah yang digarap oleh penduduknya. Keberhasilan pertanian di sini tidak lepas dari peran Bendungan Siwatu, sebuah bendungan yang membendung aliran Kali Jali. Bendungan yang kabarnya dibangun oleh Belanda pada era 1800-an ini menjadi warisan infrastruktur yang sangat berharga bagi petani. Dengan adanya bendungan, petani dapat mengairi sawah mereka secara teratur, sehingga memungkinkan mereka untuk panen hingga dua sampai tiga kali dalam setahun, bahkan saat desa-desa lain kesulitan air.Keberadaan bendungan ini secara langsung meningkatkan produktivitas pertanian. Petani di Desa Tanjung tidak hanya mengandalkan curah hujan, tetapi juga memiliki pasokan air yang terkontrol, yang mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan. Selain padi sebagai komoditas utama, petani juga menanam palawija seperti jagung atau kacang-kacangan saat musim tanam tertentu. Hal ini menciptakan diversifikasi yang meskipun kecil, mampu menambah pendapatan dan menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga.Selain hasil panen, terdapat potensi lain yang bisa dikembangkan, yakni dari pengolahan hasil pertanian. Meskipun belum ada data yang menunjukkan adanya industri pengolahan besar, usaha mikro kecil menengah (UMKM) berbasis produk pertanian bisa menjadi motor penggerak ekonomi baru. Pengembangan sektor ini dapat meningkatkan nilai jual produk pertanian dan membuka lapangan kerja di luar sektor pertanian itu sendiri.
Pembangunan dan Tantangan: Memaksimalkan Potensi Air dan Sumber Daya Manusia
Pembangunan di Desa Tanjung diarahkan untuk memperkuat sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perawatan dan perbaikan sistem irigasi yang berasal dari Bendungan Siwatu menjadi prioritas utama. Pemerintah desa, bersama kelompok tani, secara rutin melakukan gotong royong untuk membersihkan saluran air dan memastikan aliran air tetap lancar.Meskipun demikian, Desa Tanjung juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya ialah tantangan terkait pemanfaatan bendungan. Meskipun bendungan ini telah menjadi penyelamat pertanian, terdapat kebutuhan untuk modernisasi sistem irigasi agar lebih efisien dan merata. Selain itu, ada tantangan dalam hal regenerasi petani. Banyak generasi muda yang memilih untuk bekerja di sektor non-pertanian di kota besar, yang berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja terampil di bidang pertanian.Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan strategi yang komprehensif. Pembangunan desa harus berfokus pada pelatihan dan penyuluhan kepada petani mengenai teknologi pertanian modern, penggunaan pupuk organik dan manajemen air yang lebih baik. Pendidikan mengenai pentingnya pertanian bagi ketahanan pangan juga perlu digencarkan kepada generasi muda. Dengan demikian, sektor pertanian di Desa Tanjung dapat terus berkembang dan menjadi profesi yang menjanjikan bagi generasi mendatang.
Dinamika Sosial dan Budaya: Kehidupan Komunal yang Harmonis
Kehidupan sosial di Desa Tanjung sangat erat dengan semangat kebersamaan dan gotong royong. Aktivitas pertanian seringkali menjadi momen di mana warga saling membantu. Mulai dari menanam bibit, menggarap sawah, hingga memanen hasilnya, semua dilakukan secara bersama-sama. Nilai-nilai ini menjadi fondasi yang kuat dalam menjaga keharmonisan masyarakat.Selain itu, kehidupan keagamaan di desa ini sangat kental. Dengan 100% penduduk beragama Islam, kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, peringatan hari besar Islam, dan ibadah berjemaah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Masjid dan musala menjadi pusat kegiatan spiritual sekaligus tempat berkumpulnya warga.Pemerintah desa dan para tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga harmoni ini. Mereka memfasilitasi berbagai kegiatan sosial dan budaya, serta menjadi penengah jika terjadi perselisihan. Dengan demikian, Desa Tanjung tidak hanya menjadi desa yang produktif secara ekonomi, tetapi juga desa yang rukun dan damai. Profil ini menggambarkan bahwa kekayaan sejati desa ini tidak hanya terletak pada lahannya yang subur, tetapi juga pada kekuatan komunitasnya yang bersatu.